STRUKTUR
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA
PADA
CERPEN DARI BALIK JENDELA KARYA AHMAD SASTRA
Diajukan
sebagai tugas dan syarat kelulusan mata kuliah Kajian Prosa Fiksi tahun
akademik 2016
Kelompok
4
Disusun
oleh:
1.
Dian Purwaningrum (1401040092)
2.
Siti Fatimatuzzahro (1401040093)
3.
Zulfa Itsna Amalya (1401040094)
4.
Mindriyani (1401040097)
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karya sastra merupakan serangkaian penuangan ide,
pemikiran, dan ekspresi yang dilakukan pengarang melalui interpretasi terhadap
kehidupan yang direfleksikan melalui bahasa-bahasa pilihan. Sehingga, sumber
penciptaanya berdasarkan kehidupan secara menyeluruh. Oleh karena itu, karya
sastra menawarkan sejumlah nilai kehidupan, nilai-nilai yang bermakna bagi
kehidupan, mengarahkan, dan meningkatkan kualitas hidup sebagai manusia.
Kebermanfaatan inilah yang menjadikan perlu mengenal karya sastra demi kebermanfaatan bagi
kehidupan.
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang
bersifat fiksi. Berbeda dengan novel yang juga merupakan karya sastra sifatnya
sama, namun cerpen lebih padat dalam penyampaian ceritanya. kepadatan tersebut
semakin menguatkan nilai dalam cerita tersebut.
Pada makalah ini akan membahas unsur kepribadian dalam
tokoh utama yang terdapat dalam cerpen
yang berjudul Dari Balik Jendela Karya Ahmad Sastra dengan
menggunakan pendekaatan teori Setruktur Kepribadian yang di populerkan oleh Sigmund Freud,
yang mana dalam teori ini terdapat tiga unsur yaitu : Id, Ego Dan Superego
nantinya teori ini akan digunakan sebagai jembatan utuk mengkaji teks cerpen
yang sudah dipilih.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana
Struktur Kepribadian tokoh utama pada cerpen Dari Balik Jendela karya Ahmad
Sastra ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mendeskripsikan unsur intrinsik pada cerpen
2. Untuk
mengetahui struktur kepribadian tokoh utama pada cerpen
D.
Manfaat
1.
Menambah pengetahuan pembaca mengenai
unsur intrinsik pada cerpen
2.
Menambah pemahaman tentang struktur
kepribadian tokoh utama paada cerpen
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Unsur
intrinsik
Cerita pendek memiliki beberapa unsur intrinsik salah satunya yaitu tokoh dan penokohan. Dalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.
Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
B. Struktural Kepribadian
Menurut Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego, berikut penjelasanya :
1.
Id
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir
sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku
naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis,
sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang
berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan.
Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau
ketegangan.
Sebagai
contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk
makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan
bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan
menangis sampai tuntutan id terpenuhi.
Namun,
segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan mungkin. Jika
kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri
kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan
keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu dan sosial
tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan
yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan
pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk
memuaskan kebutuhan.
2.
Ego
Ego adalah
komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas.
Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id
dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik
di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja
berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan
cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya
biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas
atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi
melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku,
tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego juga
pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui
proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang
cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
3.
Superego
Komponen
terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang
kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah.
Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Ada dua
bagian superego:
Yang ideal
ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk
orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi
aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani
mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan
masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi
atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk
menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua
yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat
tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis.
Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu
dikenal sebagai id, ego dan superego. Pada cerpen yang berjudul Dari Balik Jendela karya Ahmad Sastra
terdapat tiga kepribadian, yaitu id, ego, dan superego. Sebelum mengetahui
struktur kepribadian pada cerpen, langkah awal yang dilakukan ialah dengan
menganalisis unsur intrinsik yaitu tokoh dan penokohan.
A. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsika dalam cerpen yang dianalisis hanya unsur tokoh dan penokohan saja sebab unsur iilah yang lebih menunjukan unsur kepribadian tokoh, untuk lebih jelasnya akan dibahas berikut ini :
a) Tokoh dalam cerpen Dari Balik Jendela terdiri dari tiga tokoh yaitu, Pak Rahmat, Pak Mahmud, dan Abah Sudarma.
b) Penokohan dari masing-masing tokoh yaitu :
Abah Sudarma merupakan tokoh yang memiliki sifat bersahaja dan rendah hati, hal ini digambarkan pada penggambaran tokoh dalam paragraf kedua. Berikut kutipan cerita pendek:
“Abah Sudarma, sosok bersahaja dan rendah hati itu menghabiskan hampir seluruh masa tuanya dengan memberikan pengobatan tradisional bagi pasien-pasien yang telah lanjut usia. Dengan hati tulus dan sabar tanpa berharap upah, Abah Sudarma tak pernah lelah mengobati para pasien usia senja yang tak bermateri. Kebanyakan pasien adalah mereka yang tak berkemampuan harta. Senyum selalu tampak dari wajah keriput Abah Sudarma seiap kali pasien menghampiri biliknya.”
Pak Mahmud memiliki hati yang tulus dalam menolong sesama, baik, dan memiliki semangat hidup yang tinggi. Berikut kutipan cerita pendek Dari Balik Jendela:
“meski terbata-bata daan sering kali tidak sistematis, setiap ungkapan cerita Pak Mahmud mengalir tanpa beban. Energi ketulusaan begitu kuat berhembus dari setiap kalimat dari lisan Pak Mahmud. Meski hanya mantan tukang palkir, kebikan hatinya memberikan gairah dan semangat hidup bagi Pak Rahmat yang kini usianya genap 65 tahun. Sementara, Pak Mamhud sendiri usianya telah hampir mendekati 72 tahun. Meski usianya telah senja, tak tampak kelelahan dan keluhan, namun semangat dan optimisme terus mengalir dari mulut Paak Mahmud.
Tokoh ketiga yaitu Pak Ramhat, beliau memiliki sifat yang hampir sama dengan pak Mahmud yaitu memiliki semangat hidup yang tinggi, rajin beribadah, ramah, dan optimis dalam menghadapi masalahnya. Berikut kutipan cerita pendek Dari Balik Jendela
“dan seperti biasanya pagi itu tubuh Pak Rahmat begitu ringan dan beberapa anggota tubuh sudah bisa digerakan yang seblumnya hampir sekujur tubuh tak mampu digerakkan. Seperti biasa, setelah melakukan tayamum, pak rahmat melakukan solat subuh meski hanya dengan kedipan mata dan sedikit gerakan tangan seperti tanda gerak solat. Seperti biasa juga, usai solat subuh, Pak Rahmat tidak lupa menyapa sahabat baiknya yang sudah awal di meja duduk dekat jendela itu.”
Setelah selesai menganalis tokoh dan penokohan, langkah selanjutnya ialah menganalisis struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan super ego.
B. Struktural Kepribadian
1. Id
Menurut
Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama
kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan
segera dari semua keinginan-keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak
puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan. Berikut bukti
penggalan teks yang menunjukkan unsur kepribadian id pada cerpen:
“Gairah
hidupnya mengalah usia senja. Energi inilah yang telah membangkitkan kembali
jiwa Pak Rahmat untuk segera sembuh dan menjalani sisa hidupnya lebih bermakna
dan berkarya.” Penggalan teks di atas menunjukan bahwa Pak Rahmat memiliki
kepribadian id, karena dari teks di atas dapat di pahami bahwa Pak Rahmat
memiliki keinginan yang keras agar dirinya cepat sembuh.
2. Ego
Menurut
Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di
pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan prinsip
realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang
realistis dan sosial yang sesuai. Berikut bukti penggalan teks yang menunjukan
unsur kepribadain ego pada cerpen :
“Dengan agak
payah, akhirnya Pak Rahmat bisa juga mendekatkan kepalanya ke jendela karena
tidak sabar ingin melihat pemandangan indah di balik jendela itu. Betapa
terkejutnya hati Pak Rahmat. Ternyata, dari balik jendela tak ada apa-apa
kecuali sepetak ladang tak tergarap milik Abah Sudarma yang dipenuhi oleh
rumpu-rumput liar tak beraturan.” Dari teks di atas dapat di simpulkan bahwa
Pak Rahmat memiliki kepribadian ego. Karena keinginan dari Pak Rahmat itu bisa
terpenuhi yaitu keinginan beliau yang bisa melihat keluar jendela dan melihat
keadaan sekitarmya.
3. Superego
Komponen
terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek
kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang
kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah.
Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
Ada dua
bagian superego:
Yang ideal
ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk
orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi
aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani
mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan
masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi
atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk
menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua
yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat
tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis.
Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Akan tetapi
dalam Cerpen Dari Balik Jendela yang kami analisis hanya terdapat satu bagian
superego yakni bagian Hati Nurani, berikut pemaparanya.
“
Kepada Abah Sudarma, Pak Rahmat berccerita panjang tentang apa yang telah
dilakukan Pak Mahmud kepadanya selama ini. Apa sebenarnya tujuan Pak Mahmud melakukan
semua ini pada dirinya.”
“Sebenarnya
Pak Mahmud itu tidak bisa melihat sama sekali. Dia mengalami kebutaan setelah
mengalami kecelakaan setahun setelah tak lagi bertugas sebagi satpam, mungkin
Pak Mahmud ingin membesarkan jiwa Pak Rahmat, kata abah.”
“
Maha besar Allah, muliakan sahabat terbaik hamba ya Allah,” batin Pak Rahmat.
Air mata kembali membasahi pipinya.”
Dari kutipan
teks di atas menunjukkan bahwa Pak Rahmat mempunyai kepribadian super ego,
karena Pak Rahmat mengalami sebuah penyesalan ketika ia mengetahui bahwa Pak
Mahmud selama bersamanya ternyata ia mengalami kebutaan dan Pak Rahmat baru
mengetahui setelah Abah menceritakan penyakit yang sebenarnya diderita oleh Pak
Mahmud.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tokoh dan penokohan dalam
cerita pendek Dari Balik Jendela:
1. Abah
Sudarma merupakan tokoh yang memiliki
sifat bersahaja dan rendah hati, hal ini digambarkan pada penggambaran tokoh
dalam paragraf kedua.
2. Pak
Mahmud memiliki hati yang tulus dalam menolong sesama, baik, dan memiliki
semangat hidup yang tinggi. Hal ini digambarkan pada penggambaran tokoh dalam
paragraf kesembilan.
3. Tokoh
ketiga yaitu Pak Ramhat, beliau memiliki sifat yang hampir sama dengan pak
Mahmud yaitu memiliki semangat hidup yang tinggi, rajin beribadah, ramah, dan
optimis dalam menghadapi masalahnya. Penggambaran watak tokoh Pak Rahmat
terdapat pada paragraf ke-16.
Dan
struktur kepribadian dari cerita pendek ini terdiri atas id, ego, dan superego.
Sangat membantu, terimakasih :)
BalasHapus