Analiais Cerpen yang Berjudul
Orang-orang Seberang Kali
Karya Ahmad Tohari,
Dengan Pendekatan Kajian
Setruktural Genetik.
DI AJUKAN SEBAGAI TUGAS PENGGANTI
UTS DAN SYARAT KELULUSAN MATA KULIAH SOSIOLOGI SASTRA SEMESTER 2 TAHUN AKADEMIK
2015
Oleh
MINDRIYANI
1401040097
PENDIDIKAN
BAHSA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015
A.
Abstrak
Penelitian ini mengkaji
unsur-unsur yang terdapat pada kumpulan cerpen, yaitu unsur instrinsik
cerpen meliputi alur, penokohan, dan amanat. Setiap orang pada umumnya memiliki
pendapat dan penafsiran yang berbeda terhadap suatu cerpen. Unsur intrinsik cerpen
adalah unsur yang ada di dalam cerpen yang berfungsi untuk membentuk suatu
cerpen. Penokohan adalah cara pengarang menyajikan watak tokoh dalam cerita.
Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah kajian setrukturalisme genetik.
Kajian setrukturalisme genetik adalah cabang penelitian sastra secara
struktural yang tak murni. Dan lebih menekankan hubungan karya sastra dari
lingkungan sosial. Setrukturalisme genetik menganggap bahwa karya sastra tidak
hanya setatis, tapi merupakan dinamis karena merupakan produk dari sejarah yang
dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan. Penelitian ini
memandang dari dua sudut : yang pertama yaitu unsur intrinsik (sebagai data
dasar). Yang kedua dari unsur ekstrinsik (unsur realitas masyarakat, aspek
sosial, budaya, politik dan ekonomi). Ada dua kerangka besar dalm setudi
setrukturalisme genetik : (1) Hubungan antara makna suatu unsur dengann unsur
yang lainya dalam suatu karya sastra yang sama. (2) hubunganag tersebut
membentuk suatu jaringan yang saling berkaitan. Maka untuk mengetahui isi dari
sebuah cerpen harus dilakukan pembedahan seperti yang dilakukan penulis.
B.
Pendahuluan
Karya sastra merupakan
serangkaian penuangan ide, pemikiran, dan ekspresi yang dilakukan pengarang
melalui interpretasi terhadap kehidupan yang direfleksikan melalui
bahasa-bahasa pilihan. Sehingga, sumber penciptaanya berdasarkan kehidupan
secara menyeluruh. Oleh karena itu, karya sastra menawarkan sejumlah nilai
kehidupan, nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan, mengarahkan, dan
meningkatkan kualitas hidup sebagai manusia. Kebermanfaatan inilah yang
menjadikan perlu mengenal karya sastra demi kebermanfaatan bagi kehidupan.
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang bersifat fiksi. Berbeda dengan novel yang juga merupakan karya sastra bersifat fiksi, cerpen lebih padat dalam penyampaian ceritanya. kepadatan tersebut semakin menguatkan nilai dalam cerita tersebut. Untuk memahami nilai-nilai di dalamnya, maka perlu melihat isinya dengan cara membedah karya tersebut melalui unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur instrinsik tersebut antara lain: judul, tema, plot, latar, penokohan, dan sudut pandang. Dari situlah kemudian ditarik garis besar kesimpulan keterkaitan antar unsur-unsur untuk menentukan makna baik tersurat maupun tersirat dari cerita yang disampaikan.
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra yang bersifat fiksi. Berbeda dengan novel yang juga merupakan karya sastra bersifat fiksi, cerpen lebih padat dalam penyampaian ceritanya. kepadatan tersebut semakin menguatkan nilai dalam cerita tersebut. Untuk memahami nilai-nilai di dalamnya, maka perlu melihat isinya dengan cara membedah karya tersebut melalui unsur-unsur pembangunnya, yaitu unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur instrinsik tersebut antara lain: judul, tema, plot, latar, penokohan, dan sudut pandang. Dari situlah kemudian ditarik garis besar kesimpulan keterkaitan antar unsur-unsur untuk menentukan makna baik tersurat maupun tersirat dari cerita yang disampaikan.
C.
Pembahasan
1. Analisis
dilihat dari segi unsur intrinsik
a. Tema
pada cerpen adalah tentang keagamaan, karena. Aku duduk di dekat kepala
Madrakum. Kang Samin membuka jendela singkap yang selalu ditopang dengan
sebilah kayu. Kang Samin menduga aku akan membaca kitab. Dia tidak tahu saya
hafal Surah Yasin di luar kepala.
b. Tokoh
yang terdapat dalam cerpen : Samin, ia adalah teman madrakum. Madrakum adalah
orang yang suka mengadu ayam sekaligus sebagai botoh (wasit) dan Ahmad Tohari
sebagai penulis sekaligus orang yang mengalami cerita tersebut dan di dalam
cerpen ia menggunakan nama Aku.
c. Latar
dari cerpen berada disebuah desa yang terletak di pinggir kali. Di
tersebut dijadikan sarang tempat orang mengadu ayam. Disini madrakum berperan
sebagai penyabung sekaligus wasit sabung
ayam.
d. Alur
dalam cerpen ini ada dua yaitu :
Alur maju. Pagi masih terang. Aku dan
kang Samin masih berdiri di halaman. Aku melihat ada kampret masuk kedalam
lubang pokok kelapa. Ada ayam betina membimbing anak-anaknya keluar dari dalam
kandang. Di mbelakangku bunga, mulai di rubung lebah. Dan mimik kang samin
semakin jelas. Lalu aku menyuruh kang
Samin “baik. Silahkan pulang dulu nanti aku menyusul.” Aku segera menyusul,
melewati titian batang pinang itu hari sudah benar-benar terang. Pakis-pakis di
tebing parit hijau dan segar dan tetes-tetes embun di puncaknya.
Alur
mundur. kecuali rabu kemarin. Kemari kami pulang dari surau kala pagi masih
remang oleh kabut, ada orang seberang kali sudah berdiri di halaman rumahku.
e. Penokohan
setelah penulis menganalisis ada satu penokohan yaitu protagonis. Samin “ anu,
mas. Mbok sampaean mau pergi ke rumah Madrakum, sekarang. Jenguklah dia. Kasiha,
mas.”
Ketika kang samin minta tolong kepada si
penulis cerpen yang kebetulan ia mengalaminya sendiri, “ baik. Sialahkan pulang
dulu. Aku segera menyusul.” Ketika aku melewati titian batang pinag hari sudah
benar-benar terang. Pakis-pakis di tebing parit hijau dan segar dengan tetes
embun di pucuknya. Sesampainya di sana aku langsung membaca surah yasin yang
memang saya hafal.
f. Gaya
bahasa yang digunakan oleh pengarang menggunakan bahasa yang mudah
di fahami oleh pembaca. Sehingga cerpen ini pas untuk di konsumsi masyarakat
umum maupun masyarakat ber intelektual tinggi.
g. Amanat.
Disini penulis ingin menyampaikan amanat kepada pembaca agar jangan suka
berjudi, apapun jenisnya. Karena judi itu haram dan dilarang oleh agama.
Seperti cerpen ini orang yang suka berjudi. Sabung ayam belum mati pun sudah di
siksa dengan di buat merasakan sakitnya ayam yang sedang di adu.
2. Pandangan
dunia pengarang dalam cerpen,
karena Ahmad
Tohari berangkat dari lingkungan agama maka dalam berkarya pun banyak memasukan
pesan-pesan moral. Seperti dalam karyanya yang berjudul Orang-orang Sebrang
Kali yang menceritakan tentang kisah
hidup seorang penyabung ayam. ketika menjelang ajalnya tiba seakan dipersulit.
Karena dosa-dosanya semasa hidupnya suka sekali mengadu ayam (sabung ayam). Ini
ada sepenggal kisahnya yang di kutip dari cerpen tersebut. “menjelang ajalnya”
madrakum berdiri dengan gagah. Lalu ia membuat gerakan-gerakan seperti ayam
jago sedang mengombali betinaya. Tidak
hanya itu. Madrakum kemudian keluar halaman, lagi-lagi berdiri dengan megah.
Matanya liar. Kedua tangannya mengembang untuk membuat gerakan-gerakan
mengepak. Kaum kerabat yang terpana dibuat lebih kecut karena kemudian madrakum
berkokok berkali-kali. Suaranya demikian
mirip dengan binatang yang di peliharaanya sehingga semua ayam jago di sebrang
kali menyahutnya berganti-ganti. Tetappi semuanya segera berahir ketika madrakum
jatuh melingkar di tana, mati. Disini ada pesan yang ingin disampaikan oleh
penulis kepada pembaca. Bahwa baik buruknya perbuatan kita dalam menjalani
khidupan di dunia akan mendapat balasan dari sang pencipta. Dapat juga sebagai
teguran kepada orang-orang yang suka berjudi khususnya sabung ayam, ketika di
dunia saja sudah di persulit, padahal orang islam mengerti ketika seseorang akan di ambil nyawanya rasanya
sangat sakit. Tapi disini seperti dipermainkan ketika akan diambil nyawanya.
3. Kondisi
sosial masyarakat pada cerpen
Dalam
cerpen ada dua kondisi sosial yang dapat dilihat. Seperti orang desa yang sudah
moderen dalam hidup disini saat orang desa kemasjid untuk sholat subuh dan
berdzikir serta bersosial dengan maju, lain halnya dengan orang sebrang kali.
Pagi-pagi waktunya sholat subuh malah nongkrong dipekarangan sambil
mengelus-elus ayam jago mereka yang siap di adu. bahkan dari mereka sama sekali
tidak ada yang bisa mengaji. Sungguh rugi hidup mereka. Mungkin karena sejak
kecil orang-orang ini lebih akrab dengan ayam dari pada dengan ustad. Ketika
botoh sabung ayam sebrang kali sekarat, sampai-sampai mememaggil orang di desa
agar mau membacakan surah yassin untuk
sibotoh. Ini ada sebagian kalimat yang menunjukan demikian. “anu, mas.
Orang-orang seperti sampean kan mengerti bagai mana cara membuat orang sekarat
cepet mati.” “Aku mengerti maksudmu. Membaca surah yassin, kan? Tapi jangan
keliru Ajal di tangan Tuhan.”
D.
Kesimpulan
dan Saran
Penulis
menyimpulkan isi dari cerpen tersebut masih ada orang yang suka berjudi dengan
dalih sabung ayam. Sebenarnya judi itu dilarang keras oleh agama karena judi
dan mabuk adalah kelakuan setan. Jika ada orang yang suka berjudi dan mabuk itu
termasuk setan.
Saran sebagai
umat Islam Janganlah kau berjudi. apapun bentuk dan jenisnya judi itu perbuatan
dosa. Apa lagi yang jadi alat berjudi ayam, padahal ayam sama-sama mahluk hidup
yang di ciptakan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar